PROBOLINGGO - Kitab turats merupakan sebuah keharusan untuk dikuasai oleh seseorang yang mendalami ilmu agama. Untuk menguasai ilmu agama tidak bisa mencukupkan membaca buku-buku terjemahan. Inilah yang melatarbelakangi Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo menyediakan lembaga formal bagi santri yang ingin menguasai kitab kuning (turats).
“Tahun ini Pesantren Nurul Jadid mengratiskan peserta didik baru Pendidikan Diniyah Formal (PDF) 100 persen. Hal itu diungkapkan K. Abuyazid Al-Busthomi Kepala PDF Nurul Jadid.
“Tahun ini Pesantren Nurul Jadid menggratiskan pembiayaan pada 100 peserta didik yang akan masuk di PDF, ” katanya.
Gus Thomi panggilan akrabnya menyampaikan lebih rinci menyampaikan, jumlah 100 peserta didik yang di maksud adalah 50 untuk putera dan 50 untuk puteri.
“Yang gratis itu mulai dari pembelian kitabnya, Biaya Pendidikan Santri (BPS) adapun biaya makan dan kebutuhan yang lain, itu menjadi tanggung jawabnya sendiri, ” ungkapnya.
Baca juga:
Anies Baswedan di Mata Seorang Sudjono
|
Sebagai lembaga formal yang bergerak pada kitab turats tentu akan mendapatkan tantangan tersendiri. Ia mengatakan bahwa kitab turats harus kembali bangkit jangan sampai kalah dengan pengetahuan-pengetahuan umum.
“Santri itu idealnya harus tau baca kitab dan memahami isinya dengan benar. Ajaran islam itu banyak bersumber dari kitab-kitab turats. Oleh karenanya, program kegiatan yang mengarah kepada kemampuan santri membaca kitab kuning dengan baik telah kita rancang sebaik mungkin, ” imbuhnya.
Saat ini Pendidikan Diniyah Formal memiliki cita-cita agar memiliki lulusan pesantren yang memiliki standar pengetahuannya berkait dengan kitab kuning.
“Pemerintah telah memberikan perhatian kepada lembaga yang menyelenggarakan pendidikan agama. Bukti keseriusan pemerintah adalah dengan tidak membedakan lulusan PDF dan lembaga formal pada umumnya, ” tegasnya.(*)